"Capailah prestasi sebanyak-banyaknya dalam hidup, karena hidup hanya sekali. Manfaatkan waktu yang ada untuk berkarya. Lakukan hal yang baru setiap hari agar tidak membosankan. Dan sayangilah dirimu sendiri serta orang-orang di sekitarmu, ;)"

Bulan
Feeds RSS
Feeds RSS

Rabu, 22 Januari 2020

Cinta Sempurna

Membutuhkanmu dalam hidupku..
Karena kau cahaya kalbu...



Bagai melangkah di ruang tersepi

Di dunia tanpa hadirmu...



Dirimulah keajaiban, ciptakan surga di dunia
Beri aku nafas cintamu, kan kuhirup sampai mati...



Persembahkan cinta sempurna...
Kekal abadi selamanya...
Dekap aku dan peluk mesra...
Genggam jiwaku jangan kau lepas...



Setiap saat kau sentuh diriku dengan penuh kasih sayang

Hadirkan kata dengan perasaan yang tulus dari hatimu






Kau anugrah terindah..
bagiku yang tercipta..
cintai aku hingga nyawaku dicabutNya...










Minggu, 17 Desember 2017

Dakwah dengan Kapasitas Diri

Alhamdulillah wa syukurilah aku gemakan dalam hati kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan nikmat kepadaku yang tiada habisnya. Nikmat fisik yang sempurna dan sehat. Nikmat mampu berpikir dengan jernih. Nikmat jiwa yang tenang. Dan yang terpenting adalah nikmat Islam. Semoga orang tuaku dan orang-orang yang kusayangi (tentu aku berharap tidak hanya yang kusayangi saja, tapi semua orang. Tapi semua itu kehendak Allah) yang belum mendapat nikmat Islam, Allah bukakan pintu hatinya dan Allah berikan cahaya Islam itu, aamiin!

Usiaku saat ini sudah 22 tahun. Waktu yang tidak singkat bagiku berada di dunia ini. Lebih banyak dosanya daripada pahalanya. Astaghfirullah al Adzim.. :(
Semoga Allah mengampuniku yang lalai ini.. aamiin..

Usia terkait dengan waktu. Usia 22 tahun itu dikategorikan masih muda kan ya, hehee
Tapi, selama 22 tahun itu, aku udah ngelakuin hal apa aja? Udah berkontribusi apa untuk Allah, Rasulullah, orang tuaku, saudara-saudaraku, kampusku, orang-orang sekitarku, dan bangsaku? Hmm
Aku jadi keingetan Sultan Muhammad Al-Fatih. Beliau yang di usianya masih muda kayak aku, 21 tahun, sudah bisa memimpin pasukan untuk menaklukkan Konstantinopel, fasih banyak bahasa, dan banyak kelebihannya lainnya. Bayangkan, 21 tahun sudah bisa menaklukkan Konstantinopel, itu prestasi yang amazing. Tapi gimana dengan aku? 22 tahun.. Ya Allah..

Mungkin terbesit di pikiran, "Ya itu kan Muhammad Al-Fatih, lha elu siapa emang?"

Jangan gitu, kita kan diberikan banyak fasilitas sama Allah, tapi kitanya sendiri yang lalai dan ngga peka. Kita bisa mencontoh beliau kok, meskipun ngga sehebat beliau. Cukup peka terhadap keadaan sekitar. Pasti banyak deh masalah-masalah di sekitar kita, ya ngga?!

Dan aku bersyukur diberikan seorang bapak yang 'gila ilmu'. Beliau yang memaksaku untuk kuliah. Padahal dulu aku pengen banget kerja dulu dan kuliah pake uang sendiri. Justru yang ada adalah perang dingin antara aku sama bapak. Akhirnya aku mengiyakan permintaannya.
Dan yang aku rasakan selama 4 tahun kuliah, sangat berbeda dengan ketika aku masih SMA.
Kuliah membuat aku berpikir lebih luas dan banyak sudut pandang. Yang jelas, membuat aku lebih peka. Dengan kuliah, aku juga bisa banyak ikut banyak agenda bermanfaat. Terakhir, dengan kuliah, aku belajar apapun lebih banyak dan kesempatannya lebih luas. Syukran Ya Rabbi.. :')

Cerita sedikit tentang bapak (aku manggilnya Kokoh). Kokoh itu salah satu orang yang disegani di desaku, bahkan keluarga besarku sangat suka berdiskusi dengan Kokoh. Kokoh meskipun sekolah hanya sampai SMA (Kokoh kakak kelasku, hehee), tapi pemikirannya luas. Beliau suka baca buku dan belajar otodidak. Kokoh mengakui bahwa dulu Kokoh sombong saat masih muda. Mamah bilang bahwa Kokoh memang jadi idola karena ganteng dan pinternya. Kalau aku ngliat foto Kokoh waktu masih muda, emang Kokoh itungannya ganteng. Tinggi kurus dan hidungnya mancung kayak burung bethet (tapi aku pesek, hufft)
Kokoh punya cita-cita bisa kuliah di Australia atau Belanda. Tapi semua harapan itu pupus ketika kecelakaan waktu kelas 2 SMA (jujur aku nangis ketika nulis ini..). Orang tua Kokoh ngga ngebiayain kuliah, karena mikirnya, "cacat itu ngga berguna, buat apa kuliah". Akhirnya Kokoh ya merantau dan cari kerja. Awalnya jadi desainer grafis di perusahaan di Jakarta. Karena ada krisis moneter trus di PHK. Setelahnya jadi guru matematika di SMA Kosgoro. Setelahnya mbuka bengkel elektronik di rumah (beliau belajar otodidak tentang elektronika). Saat ini Kokoh sudah tua, beberapa waktu lalu suka masuk keluar rumah sakit karena sakit yang mengharuskan Kokoh buat keringetan. Akhirnya Kokoh nggarap sawahnya tanteku. Hasilnya? Kokoh sekarang kurusan dan jadi item bersinar gitu. Padahal aku sama Kokoh, putihan Kokoh kemana-mana.

Lanjut, judulnya aja "Dakwah dengan Kapasitas Diri" mana ceritanya?
Okee.. tadi itu intro, hahaa

Jadi gini, aku kemarin dapet kiriman iqro banyak banget dari salah satu temenku. Aku sengaja minta buat koleksi sebenernya. Tapi ini kok banyak banget, tek kira cuma 6, ternyata 150 biji dengan 25 buah tiap jilidnya. Alamaakk...


Akhirnya aku baca-baca dan buka. Dulu aku ngajinya pake qiroati, jadi sedikit beda. Tapi intinya tetep sama, buat belajar ngaji. Kebetulan juga ada yang minta ajarin ngaji, Insya Allah aku ngajarin pake iqro itu. Mahasiswa yang aku ajar, minta ngajinya dari awal katanya, Alhamdulillah..
Ada juga waktu aku nongkrong di Unit Usaha Mujahidin, ada adik tingkat yang pengen diajarin ngaji juga. Semoga besok ketemu lagi.. Ini salah satu buat dakwah meskipun ilmuku masih cethek banget.

Selain itu, aku punya harapan bisa bikin pasukan. Apa maksudnya? Jadi aku belajar sesuatu, kemudian aku sebar luaskan kepada banyak orang, dengan harapan mereka mau menularkan ilmunya untuk kebaikan dan juga semakin paham dengan tujuan hidup mereka.

Untuk sekarang, aku udah bisa nari Aceh. Kenapa aku pilih tari Aceh? Karena gerakannya cepet dan mengagumkan. Yang jelas, di dalamnya tergantung pesan-pesan dakwah lewat lagunya. Pakaiannya juga menutup aurat, jadi pas buat sarana dakwah lewat seni dan budaya. Dan Alhamdulillah.. aku diamanahi rektorat UNY untuk mendirikan sanggar tari Aceh. Insya Allah tahun depan akan terealisasi. Dan juga aku dibantu dosen pembimbingku, Herr Akbar Kuntardi Setiawan untuk pembiayaan alat musik. Sueneeeengnya kebangetan..
Tapi sebelumnya di tahun 2015 aku dah ngajarin adik-adik nari Aceh di rohisnya UNY. Dan syukur diberi kesempatan untuk nampil di acaranya banyak UKM dan juga Islamic Book Fair, yeahhhh!
Selain itu aku juga ngajar dengan sukarela di TPA-TPA..

Saat SMA aku juga belajar bela diri. Dan ilmunya masih ada sampai aku kuliah, meskipun ngga sekeren dulu karena vacuum latihan. Akhirnya aku diminta buat nglatih bela diri akhwat di rohisnya FIP UNY. Di tahun 2015 juga.. Seneeeeeng..

Dan masih banyak lagi..

Untuk saat ini, aku belajar panahan dan merutinkan latihan renang. Aku ingin teman-temanku belajar mencintai sunnah Rasulullah. Pengen banget ngajarin ke mereka yang belum berkesempatan, :')

Jadi, intinya.. kita semua punya kapasitas diri untuk berkontribusi bagi agama yang indah ini, Islam. Ada yang dakwah lewat drama, lewat tulisan, lewat berdagang. Banyaak banget. Kebetulan aku lebih condong ke seni budaya dan olahraga. Jadi, apapun passionmu, apapun pekerjaanmu, itu bisa buat sarana dakwah. Berikanlah hadiah terindah saudara-saudaramu dengan caramu sendiri.. ^_^


Rabu, 10 Mei 2017

Tentangku

Kali ini aku ingin menceritakan perasaan yang kurasakan. Aku iseng-iseng nih baca blogku dari awal sampai akhir. Rada tercengang karena ternyata aku yang dulu ada seseorang yang sangat bersemangat untuk melakukan banyak hal. Okee.. aku jelasin satu-persatu kegiatanku. Yang pertama bela diri. Berawal dari bullyan temen-temen yang membuat kupingku panas, sedangkan aku ngga bisa apa-apa, akhirnya aku dan teman sebangkuku, Beni, berekspedisi untuk mencari padepokan bela diri. Kita bersepakat untuk ikut pencak silat, kenapa? Karena merupakan bela diri asli nusantara. Maka dari itu, kita pun mencari padepokan pencak silat di luar sekolah (waktu itu kita kelas XI). Kenapa cari di luar sekolah? Musuhku banyak juga yang ikut ekskul silat di sekolah. Dan ketika lagi nyari informasi, Beni pun menemukan padepokan lewat temannya. Aku dan Beni sama sekali ngga milih mau ikut padepokan mana, yang jelas kita ingin belajar bela diri, dah itu. Kebetulan kita dapetnya organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate. Latihan demi latihan, aku semakin cinta dengan organisasi ini. Kenapa? Persaudaraannya itu lho, kental banget. Ngga hanya itu, warganya (sebutan untuk pelatih) ramah banget dan sohib banget pokoknya. Itu yang buat aku makin betah. Dan juga jika dibandingkan dengan teman-teman di sekolah, anak-anak terate jauh lebih punya sopan santun. Cara bicaranya aja pake bahasa Jawa ngoko alus. Dan kita ngga hanya sekedar teman, kita saudara. Itu terbentuk bukan dari paksaan, melainkan kesamaan perasaan, ciiiieeeessss... Dan dari padepokan inilah aku menorehkan kejuaraan 2x. Lumayan lah untuk anak segendut aku, hahaaa.... Banyak yang mengharapkan aku jadi warga, salah satunya sesepuh yang namanya mas Tugiono yang ternyata adalah temannya mas Agus (ketua PSHT cabang Kebumen) Masya Allah... gimana ngga seneng, kalo aku berhasil jadi warga, aku dikasih hadiah. Yang menyedihkan, aku belum disahkan jadi warga sampai sekarang T_T.. gapapa, yang penting aku masih punya niat untuk latihan. Untuk sekarang aku megang sabuk hijau. Tapi kalaupun aku disuruh turun sabuk jadi pra polos, ngga masalah.. yang penting aku bisa membuktikan bahwa aku juga bisa jadi kebanggaan pelatih-pelatihku. Akan aku buktikan itu..




















Yang kedua adalah aku suka kriya. Udah terlihat sejak SMP yang berawal dari tugas sekolah. Disuruh ibu guru membuat hiasan kruissteek. Awalnya aku ragu kalo aku bisa. Ehh ternyata mah gampang banget. Tapi untuk buat pertama kali, saran mamah aku mbuat yang kecil aja dulu. It’s ok.. dan setelah selesai, aku serahkan ke bu guru dan bu guru sangat senang, karena aku yang pertama kali selesai. Itu tanpa bantuan siapapun lho aku buatnya. Akhirnya, akupun keterusan buat. Sepulang sekolah aku mampir ke toko buat beli buku kruissteek dan beli bahan-bahannya. Karyaku udah banyak, tapi ngga aku pigura karena bingung mau yang mana, hahaa

Trus selain itu, aku juga suka buat pernak-pernik seperti kerangka lampu dari batang es krim, botol pensil, dan masih banyak yang lainnya... Dan hal ini dicontoh oleh temen-temenku.. senengnya.. ^^









Untuk sekarang, aku masih berusaha untuk mengumpulkan keping-keping semangat setelah aku gagal masuk universitas yang aku idamkan. Dan jujur aja aku bukan tipe anak yang suka di kelas, hehee.. jadi biar ngga boring, aku ikut banyak organisasi dan kegiatan. Pertama kali di kampus, aku ikut kegiatannya Al-Huda, sebuah organisasi rohis di fakultas. Ya karena aku ikut itu, aku menemukan jalan hijrahku yang membuatku semakin paham dan cinta Islam. Terima kasih untuk kakak-kakak yang telah mau berlelah-lelah membuat banyak acara. Insya Allah surga tak luput dari kalian karena telah menjadi jalan bagi orang lain untuk mendapat nikmat iman berupa Islam.









Selain itu aku juga ikut nari di UGM. Karena aku udah hijrah, makanya aku ikut nari Aceh (saman), karena gerakannya sopan dan kostumnya pun tertutup. Makanya aku mau ikutan. Dan juga, aku turut berperan untuk melestarikan budaya. Dan dari sinilah aku mulai mencintai (agam) Aceh, ehhhhh... hahahaaaa...




























































Berkat aku ikut nari, aku bisa menorehkan prestasi sampai ke luar negeri. Dan itu dibiayai UGM ke tiga negara... aaaaaaaaaa... what a treasure! Aku seneng banget karena bisa ke luar negeri, apalagi ke Eropa. Alhamdulillah bisa mbanggain Kokoh dan mamah.














































Dan ada lagi organisasi yang aku ikuti. Dari organisasi inilah, aku merasakan syukur karena aku terlahir untuk membantu sesama, MER-C dan MRI ACT. Di sini aku merasakan banyaaak sekali pengalaman tak terlupakan. Pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika aku dipercaya untuk mengikuti misi Lawu pada Oktober 2015. Saat itu, gunung Lawu terbakar karena kemarau. Ada beberapa korban jiwa dan ada juga korban yang terjebak di atas. Senang karena bisa koordinasi dengan BNPB dan kepolisian. Dan dari MER-C juga, aku mengenal sosok yang ngga akan pernah aku lupakan, yaitu mas Arma. Kita baru ketemu ya di misi Lawu itu. Awalnya malu-malu, akhirnya malah saling cerita. Aku seneng dengan sosoknya, karena jarang banget ada cowok yang bisa ndengerin cewek cerita, hahaa.. yang ngga aku lupakan ketika melihat ekspresinya ketika bilang, “nasi rawon itu, nanti nasinya jadi hitam lho” sambil melotot kayak setan gitu, hahaaa.. yaaa.. aku baru pertama kali makan nasi rawon ketika di Lawu itu. Aku sama mas Angga pesen nasi rawon, sedangkan mas Arma pesen nasi goreng.









Lingkaran kecil di pagi hari itu sungguh menyejukkan dengan diselimuti hawa dingin di lereng Lawu. Tapi.... mas Arma udah ngga ada sekarang.....................

Okeee.... itu adalah sepenggal perasaanku saat ini, hahaaa.... aku tahu bahwa aku anaknya kelebihan energi dan bersemangat. Hanya aja mungkin sekarang kebeban skripsi, jadinya agak pusying pusying gimana gitu, hahaaa
Tapi pak Kawit (ketua RW 30) kemarin selepas kita pamitan berpesan bahwa kuliah adalah seni. Apa yang ada sekarang, dicicil aja tugasnya. Jangan langsung mikir jauh, ndak pusing sendiri malah. Itu yang membuat aku enjoy nggarap laporan kelompok KKN. Ehh, malah kelar dalam waktu singkat, mueheheheheeee

Apapun yang kita lakukan, dinikmati dan garap dengan senang hati. Insya Allah ngga jadi beban. Dan juga kita harus berpikir bahwa banyak lho yang pengen di posisi kita, jadi kita harus bersyukur, bukannya malah mengeluh. Di luar sana banyak yang pengen kuliah, tapi belum ada kesempatan. Di luar sana banyak yang pengangguran, kita kebanyakan kerjaan ya harus disyukuri, karena Allah tahu kita punya pundak yang kuaaattt... so, bersyukurlah.. maka hatimu akan tenang, ^^